PERTUMBUHAN PENDUDUK
A. Latar belakang
Sejarah telah mencatat
bahwa Malthus sebagai orang pertama yang secara sungguh-sungguh
memikirkan persoalan “ ledakan penduduk “ dunia. Malthus
berpendapat bahwa kesentosaan kehidupan sosial masyarakat senantiasa terganggu
oleh kenyataan adanya pertambahan penduduklebih cepat daripada pertambahan
bahan makanan. Pendapat tersebut, ternyata telah mendapatkan kritik tajam dari
para ahli kependudukan lain, yang kemudian melahirkan berbagai teori kependudukan.
Namun pada
kenyataanya, sampai abad 21 ini, teori Malthus yang banyak dikecam
tersebut, semakin lama semakin kuat dirasakan mengandung banyak
kebenarannya. Di negara-negara berkembang seperti di Amerika Latin, Afrika dan
Asia sampai sekarang masih harus bergulat meningkatkan taraf kehidupan
rakyatnya, khususnya memenuhi kebutuhan dasar seperti makan,
perumahan, kesehatan dan seterusnya. Menurut Ehrlich (1981), sampai sekarang
hannya ada 10 negara di dunia yang menghasilkan lebih banyak makanan
dari pada yang dikonsumsikan.
Pertambahan penduduk yang
terus menerus itu, memang banyak menjadi beban bila tidak diimbangi
dengan penduduk yang berkualitas.
Pertambahan penduduk juga telah menimbulkan gajala pengedukan
berbagai sumber daya alam oleh manusia. Semua itu dapat dihubungkan
dengan berbagai masalah pemenuhan kebutuhan dasar penduduk seperti
pangan, perumahan, kesempatan kerja, fasilitas kesehatan, gizi,
pendidikan dan sandang. Belum lagi apabila dihubungkan dengan HAM,
seperti hak untuk makan, hak untuk menghirup udara segar, hak minum bersih, hak
untuk hidup layak dan tidak berjubel dan sebagainya.
Pengaruh pertumbuhan penduduk yang
cepat dan tidak terkendali juga secara langsung dapat dirasakan dalam kehidupan
sosial kemasyarakatan. Keluarga dengan jumlah anak banyak, dan tidak terencana
tentunya banyak menjadi beban dan muncul banyak
permasalahan dibanding keluarga yang jumlah anaknya sedikit dan
terencana. Perkembangan sosial adalah kemajuan yang progresif melalui
kegiatan yang terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan sosial dan
formasi pola tingkah lakunya yang luwes. Hal itu disebabkan oleh adanya
kesesuaian yang layak antara dirinya dengan warisan sosial itu.
B. Pengertian Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah
perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan
dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk
pengukuran. Berdasarkan sensus tahun 2010 diketahui
bahwa pertumbuhan pendudukmelebihi proyeksi nasional yaitu sebesar
237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk(LPP) 1,49 per tahun.
Jika laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun maka setiap
tahunnya akan terjadi pertumbuhan penduduk sekitar 3,5 juta
lebih per tahun. Dengan demikian, jika di tahun 2010
jumlah penduduk 237,6 juta jiwa maka di tahun 2011 bertambah 3,5 juta
maka sekarang ada 241 juta jiwa lebih.
Dan jika itu terus terjadi
maka semakin banyak masalah yang akan terjadi seperti pengangguran, pencurian
dan lain-lain, dan itu akan mempengaruhi terhadap perkembangan sosial di
masyarakat.
Perkembangan sosial adalah
kemajuan yang progresif melalui kegiatan yang terarah dari individu
dalam pemahaman atas warisan sosial dan formasi pola tingkah lakunya yang
luwes. Hal itu disebabkan oleh adanya kesesuaian yang layak antara dirinya
dengan warisan sosial itu. Dan menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan
sosial adalah kemampuan seseorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya
dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi di masyarakat.
C. Faktor -
faktor Pertumbuhan Penduduk
Faktor-faktor pertumbuhan penduduk yang
pesat bisa di akibatkan oleh :
1. Kelahiran
(Natalis)
Kelahiran adalah faktor
utama dari pertumbuhan penduduk, dan dapat diartikan
sebagai banyaknya jumlah kelahiran penduduk setiap tahunnya
dalam suatu wilayah.
2. Migrasi Penduduk
Migrasi merupakan bagian
dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah
perpindahanpenduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada
yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun
internasional, dan ada pula mobilitaspenduduk permanen (menetap).
Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari
suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas
administrasi dengan tujuan untuk menetap.
a. Faktor
Yang Mempengaruhi Kelahiran
1. Kawin di usia muda.
2. Tidak di adakannya program KB pada
suatu daerah.
3. Pandangan yang menyatakan bahwa banyak anak,
banyak rezeki.
4. Anak merupakan penentu status sosial.
5. Anak laki-laki merupakan penerus keturunan.
b. Faktor
Perpindahan Penduduk
1. Ingin mengubah nasib hidup dengan pindah ke
kota
2. Banyaknya lapangan kerja di kota
3. Ingin mendapatkan pendidikan yang memadai
D. Cara
Megatasi Pertumbuhan Penduduk
Hal-hal yang perlu
dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk :
a. Menggalakkan program KB
atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah
anak dalam suatu keluarga secara umum dan
masal, sehingga akan mengurangi
jumlah angka kelahiran.
b. Menunda
masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi
Cara yang dapat dilakukan
untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk :
1. Penambahan
dan penciptaan lapangan kerja
Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat
maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu
pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola
pikir dalam bidang kependudukan.
2. Meningkatkan
kesadaran dan pendidikan kependudukan
Dengan semakin sadar akan dampak dan efek
dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan
masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
3. Mengurangi
kepadatan penduduk dengan program transmigrasi
Dengan menyebar penduduk pada
daerah-daerah yang memiliki kepadatan pendudukrendah diharapkan mampu
menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlahpenduduk dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
4. Meningkatkan
produksi dan pencarian sumber makanan
Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai
persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan lajupertumbuhan.Setiap daerah
diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan
daerah lainnya.
E. Perkembangan Sosial
Pengertian perkembangan
sosial adalah sebuah proses interaksi yang dibangun oleh seseorang dengan orang
lain. Perkembangan sosial ini berupa jalinan interaksi anak dengan orang lain,
mulai dari orang tua, saudara, teman bermain, hingga masyarakat secara luas.
Perkembangan sosial adalah proses belajar mengenal norma dan peraturan dalam
sebuah komunitas. Manusia akan selalu hidup dalam kelompok, sehingga
perkembangan sosial adalah mutlak bagi setiap orang untuk di pelajari,
beradaptasi dan menyesuaikan diri.
Perkembangan emosional
adalah luapan perasaan ketika anak berinteraksi dengan orang lain. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa perkembangan sosial emosional tidak dapat
dipisahkan. Dengan kata lain membahas perkembangan sosial harus melibatkan
emosional.Pengertian perkembangan sosial menurut beberapa ahli :
Ø Perkembangan sosial adalah kemajuan yang
progresif melalui kegiatan yang terarah dari individu dalam pemahaman atas
warisan sosial dan formasi pola tingkah lakunya yang luwes. Hal itu disebabkan
oleh adanya kesesuaian yang layak antara dirinya dengan warisan sosial itu.
Ø Menurut Elizabeth B. Hurlock,
perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang dalam bersikap atau tata cara
perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi di masyarakat.Ø
Ø Singgih D Gunarsah, perkembangan sosial
merupakan kegiatan manusia sejak lahir, dewasa, sampai akhir hidupnya akan
terus melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya yang menyangkut
norma-norma dan sosial budaya masyarakatnya.Ø
Ø Abu Ahmadi, berpendapat bahwa
perkembangan sosial telah dimulai sejak manusia itu lahir. Sebagai contoh, anak
menangis saat dilahirkan, atau anak tersenyum saat disapa. Hal ini membuktikan
adanya interaksi sosial antara anak dan lingkungannya.Ø
Jadi, dapat diartikan bahwa
perkembangan sosial akan menekankan perhatiannya kepadapertumbuhan yang
bersifat progresif. Seorang individu yang lebih besar tidak bersifat statis
dalam pergaulannya, karena dirangsang oleh lingkungan sosial, adat istiadat,
kebiasaan-kebiasaan kelompok dimana ia sebagai salah satu anggota kelompoknya.
F. Dampak
Sosial
Setiap manusia pasti
memiliki kebutuhan pokok yang harus terpenuhi, yakni sandang, pangan, dan
papan. Ketiga kebutuhan ini tak terelakkan lagi harus terpenuhi untuk
kelanjutan hidup manusia.
Dalam buku berjudul The Population Bomb (Ledakan Penduduk)
pada tahun 1968 oleh Paul R. Ehrlich meramalkan adanya bencana kemanusiaan
akibat terlalu banyaknyapenduduk dan ledakan penduduk. Karya tersebut
menggunakan argumen yang sama seperti yang dikemukakan Thomas Malthus dalam An Essay on the Principle of
Population (1798),
bahwa
lajupertumbuhan penduduk mengikuti pertumbuhan eksponensial
dan akan melampaui suplai makanan yang akan mengakibatkan kelaparan .
contoh : jika salah satu tidak terpenuhi/kehabisan stok maka kemungkinan akan
terjadinya penaikan/pelonjakan harga dan akan lebih membebani kepada masyarakat
yang ber ekonomi menengah ke bawah. Nah seperti yang saya jelaskan di atas
jika pertumbuhan penduduk terus terjadi maka akan terjadi
seperti kelaparan, kemiskinan, yang akan menimbulkan masalah baru (kriminal).
Sudah sangat jelas jika
semakin bertambah banyak penduduk, tentu kebutuhan akan rumah semakin
banyak dan otomatis lahan yang dibutuhkan semakin banyak. Sementara lahan yang
tersedia luasnya tetap. Yang akan terjadi adalah padatnya pemukiman dan sedikit
sekali lahan-lahan kosong yang tersisa karena semakin sedikitnya lahan yang
kosong, akan membuat harga tanah semakin melonjak, dan tentu saja masyarakat
ekonomi menengah ke bawah tidak mampu membeli tanah untuk membangun rumah,
sehingga mereka mencari “lahan” lain untuk tinggal, seperti kolong jembatan,
taman kota, stasiun, emperan toko, dan lain-lain.
Terjadinya pengangguran
karena ketidakseimbangan antara peluang kerja yang tidak bertambah dengan
semakin pesatnya pertumbuhan penduduk dan keadaan dimana dalam
sebuah masyarakat, sebagian warganya tidak mampu memasuki kesempatan kerja yang
ada, sehingga ia tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan ekonominya.
Ledakan penduduk adalah
masalah yang harus segera ditangani dengan serius oleh pihak-pihak yang terkait
karena apabila permasalahan ini terus berlanjut akan mengakibatkan
dampak-dampak yang telah dijelaskan.
Adapun solusi yang dapat menyelesaikan
permasalahan ledakan penduduk yaitu :
a. Melakukan program transmigrasi
b. Menggalakkan program keluarga
berencana
c. Mengoptimalkan lahan dengan menggunakan
teknologi.
d. Pemerataan pembangunan
e. Mendatangkan investor untuk mengurai
pengangguran
G. Saran
Untuk mengatasi Pertumbuhan penduduk perlu
adanya suatu perencanaan kawasan desa-kota yang menggunakan pendekatan
kolaborasi yang memperhatikan kepentingan antar pihak baik kepentingan kota
maupun desa. Di duga, persoalan perencanaan tata ruang perkotaan selama ini terus-menerus
terjadi dan berulang karena bersifat top down atau mengabaikan aspek
partisipasi warga desa dan warga kota. Artinya, perencanaan suatu
wilayah selama ini bersifat sebagai “bahan jadi” yang harus dilaksanakan oleh
para pemangku yang terkait termasukpenduduk setempat. Padahal suatu
perencanaan wilayah tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada mekanisme
pendukungnya.
Pengelolahan bersama
diantara perencanaan wilayah yaitu : pemerintaha daerah yang terkait, para
pengembang, DPRD sebagai wakil aspirasi politik masyarakat dan
pemangku-pemangku yang terkait beserta kelompok-kelompok masyarakat semestinya
dilibatkan secara bersama-sama dalam merencanakan dan menjalankan suatu wilayah
pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Mekanisme kolaborasi ini perlu dilembagakan,
seprti dalam suatu forum perkotaan (urban forum), untuk
memperkuat pemerintah daerah dalam merencanakan perluasan kota.
DAFTAR PUSTAKA
Hartomo.1990. Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:Bumi Aksara.
Rustian kamaluddin. 1998. Pengantar
ekonomi Pembangunan.Jakarta : Lembaga penerbit fakultas Ekonomi UI.
M.Masyhur amin.1994. Moralitas
Pembangunan.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
Herimanto. 2008. IlmuSosialdanBudayaDasar.
Jakarta : BumiAksara.
Jurnal Masyarakat dan Budayaa,volume 11 No.2
Tahun 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar