BAB IX ( Ilmu
Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan )
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi sering
dikaitkan dengan nilai atau moral. Hal ini dapat dirasakan dampaknya melalui
kebijakan-kebijakan pembangunan dalam lingkungan masyarakat yang pada
hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.Penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi sering kurang memperhatikan masalah nilai, moral atau
segi-segi kemanusiaan. Hal demikian ini tidak luput dari falsafah mengenai
pembangunannya itu sendiri, dalam menentukan pilihan antara orientasi produksi
dengan motif ekonomi yang kuat dengan orientasi nilai yang menyangkut segi-segi
kemanusian yang terkadang harus dibayar lebih mahal.Pembangunan ekonomi yang
kurang merata menyebabkan masih banyak masyarakat miskin yang belum menikmati
ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di negeri ini.Kemiskinan sendiri
merupakan kelanjutan dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan
memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental untuk menggapai
cita-cita menjadi masyarakat yang adil dan makmur.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan Ilmu Pengetahuan?
2. Apakah
yang dimaksud dengan Teknologi?
3. Definisi
Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan?
4. Apa yang dimaksud dengan Kemiskinan!
1.3
Tujuan Masalah
1. Mengetahui
pengertian tentang Ilmu pengetahuan.
2. Mengetahui
pengertian tentang Teknologi.
3. Mengetahui
definisi tentang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Nilai.
4. Mengetahui
pengertian tentang Kemiskinan.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian
Ilmu Pengetahuan
Membicarakan masalah ilmu pengetahuan
beserta definisinya ternyata tidak semudah dengan yang diperkirakan. Adanya
berbagai definisi tentang ilmu pengetahuan ternyata belum dapat menolong untuk
memahami hakikat ilmu pengetahuan itu. Sekarang orang lebih berkepentingan
dengan mengadakan penggolongan (klasifikasi) sehingga garis demarkasi antara
(cabang) ilmu yang satu dengan yang lainnya menjadi lebih diperhatikan.
Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus
Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu (Admojo, 1998).
Mulyadhi Kartanegara mengatakan ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan
sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu
sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu
melampauinya pada bidang-bidang non fisik, seperti metafisika.
Adapun beberapa
definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh Bakhtiar tahun 2005
diantaranya adalah :
• Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah
pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan
masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar,
maupun menurut bangunannya dari dalam.
• Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
• Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
• Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
• Harsojo menerangkan bahwa ilmu
merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan suatu pendekatan atau
metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh
faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca
indera manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan sebagai suatu cara menganalisis
yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam
bentuk : “ jika …. maka “.
• Afanasyef, menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, katagori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
Berdasarkan definisi di atas terlihat
jelas ada hal prinsip yang berbeda antara ilmu dengan pengetahuan. Pengetahuan
adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik
maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa
common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan
berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan
pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat
cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan
ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian
pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka
(Supriyanto, 2003).
Pembuktian kebenaran pengetahuan
berdasarkan penalaran akal atau rasional atau menggunakan logika deduktif.
Premis dan proposisi sebelumnya menjadi acuan berpikir rasionalisme. Kelemahan
logika deduktif ini sering pengetahuan yang diperoleh tidak sesuai dengan fakta.
Secara lebih jelas ilmu seperti sapu lidi, yakni sebagian lidi yang sudah diraut dan dipotong ujung dan pangkalnya kemudian diikat, sehingga menjadi sapu lidi. Sedangkan pengetahuan adalah lidi-lidi yang masih berserakan di pohon kelapa, di pasar, dan tempat lainnya yang belum tersusun dengan baik.
Secara lebih jelas ilmu seperti sapu lidi, yakni sebagian lidi yang sudah diraut dan dipotong ujung dan pangkalnya kemudian diikat, sehingga menjadi sapu lidi. Sedangkan pengetahuan adalah lidi-lidi yang masih berserakan di pohon kelapa, di pasar, dan tempat lainnya yang belum tersusun dengan baik.
“ Ilmu pengetahuan” lazim digunakan dalam
pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “,
yang masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada
keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara
teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan
sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian
pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam
pandangan dan teori (epistemologi), diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa
pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang
budi. Dan oleh Bacon & David Home pengetahuan diartikan sebagai pengalaman
indera dan batin.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki
tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis,
epistemologis, dan aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana
materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan.
Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga
jelas ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata
lain ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan. Komponen
aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu
pengetahuan.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan
bahan dalam penelitian, meliputi objek material sebagai bahan yang menadi
tujuan penelitian bulat dan utuh, serta objek formal, yaitu sudut pandangan
yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah
dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan.
Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta
yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian
menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis, sistesis,
induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan
menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan
pengingkaran.
2.2 Pengertian Teknologi
Teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada.Teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi.
Selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah pelaksanaan kegiatan dalam hidup, teknologi juga memiliki berbagai dampak negatif jika tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh masalah akibat perkembangan teknologi adalah kesempatan kerja yang semakin kurang sementara angkatan kerja makin bertambah, masalah penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang berlebihan dikhawatirkan akan merugikan generasi yang akan datang.
Teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada.Teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi.
Selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah pelaksanaan kegiatan dalam hidup, teknologi juga memiliki berbagai dampak negatif jika tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh masalah akibat perkembangan teknologi adalah kesempatan kerja yang semakin kurang sementara angkatan kerja makin bertambah, masalah penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang berlebihan dikhawatirkan akan merugikan generasi yang akan datang.
Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku
secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan (body ofknowledge), dan
teknologi sebagai suatu seni (state of arts ) yang mengandung pengetian
berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber,
tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi
tujuan produksi. “secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan
biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknoogi
sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi
itu adalah merode sistematis untuk mencapai tujuan insani (Eugene Stanley,
1970).
Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat sebagai
hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia
menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudul “the
technological society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik,
meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya untuk
mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas
metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan
tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia. Jadi teknologi
penurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil
yang distandarisasi dan diperhingkan sebelumnya
2.3 Definisi
Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan
Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam
peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk
mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan
sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang
berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling
berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara
teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar. Kesemuanya merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kami gambarkan sebuah contoh, rata-rata orang yang hidup di bawah garis kemiskinan belum dapat membaca maupun menulis. sedangkan salah satu cara memberantas kemiskinan adalah dengan ilmu pengetahuan. Dengan dapat membaca dan menulis, seorang pemulung sampah bisa berkesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan menghasilkan banyak uang. Dengan ilmu pengetahuan, dapat merubah seorang pengamen untuk berpikir dan memulai membuka suatu usaha/wiraswasta.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar. Kesemuanya merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kami gambarkan sebuah contoh, rata-rata orang yang hidup di bawah garis kemiskinan belum dapat membaca maupun menulis. sedangkan salah satu cara memberantas kemiskinan adalah dengan ilmu pengetahuan. Dengan dapat membaca dan menulis, seorang pemulung sampah bisa berkesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan menghasilkan banyak uang. Dengan ilmu pengetahuan, dapat merubah seorang pengamen untuk berpikir dan memulai membuka suatu usaha/wiraswasta.
2.4
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang, tetapi tidak berarti pada negara maju tidak ada orang yang miskin karena kemiskinan merupakan masalah global.
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang, tetapi tidak berarti pada negara maju tidak ada orang yang miskin karena kemiskinan merupakan masalah global.
Kemiskinan
lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian,
tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum
pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi
oleh tiga hal :
1.
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2.
Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3.
Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
Persepsi
manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, adat istiadat, dan sistem nilai yang dimiliki. Dalam hal ini garis
kemiskinan dapat tinggi atau rendah. Terhadap posisi manusia dalam lingkungan
sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan bagaimana
posisi pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif
manusia untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan
apakah benilai gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan
tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang
dialaminya
BAB
III
PENUTUP
1.1
Analisis
Dari
Penjelasan Di atas yang telah saya uraikan, bahwa Ilmu pengetahuan dan
teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Hal ini dapat dirasakan
dampaknya melalui kebijakan-kebijakan pembangunan dalam lingkungan masyarakat
yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.Penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi sering kurang memperhatikan masalah nilai, moral
atau segi-segi kemanusiaan. Hal demikian ini tidak luput dari falsafah mengenai
pembangunannya itu sendiri, dalam menentukan pilihan antara orientasi produksi
dengan motif ekonomi yang kuat dengan orientasi nilai yang menyangkut segi-segi
kemanusian yang terkadang harus dibayar lebih mahal.
1.2
Kesimpulan
Ilmu pengetahuan, teknologi dan
kemiskinan adalah sesuatu yang bertentangan. Teknologi diciptakan oleh manusia
demi kesejahteraan umat manusia dan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
arti menciptakan, mencari kesenangan manusia, melindungi dari malapetaka, kelaparan,
melindungi dari bahaya kekejaman alam serta memenuhi kebutuhan pokok
manusia.Ilmu pengetahuan, teknologi serta kemiskinan memiliki kaitan struktur
yang jelas, sebab bagi siapa saja yang dapat menguasai IPTEK maka ia akan
berkembang mengikuti era globalisasi yang sudah modern ini. Dan bagi siapa saja
yang tidak menguasai IPTEK maka ia akan tertinggal jauh oleh pesatnya
perkembangan teknologi di zaman ini.Bila di zaman yang modern ini masih ada
masyarakat yang tertinggal dan tidak menguasai IPTEK maka mungkin saja
masyarakat masih terpuruk dalam kemiskinan karena mereka masih menggunakan cara
lama yang sudah tertinggal dan tidak efektif dan efisien lagi dizaman ini.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar